Jakarta, MetalNews Digital – Bulan ini fisik emas JFXGOLD X berhasil menjajaki rekor baru dengan menempati posisi US$ 2.500 per troy ounce. Pergerakan harga fisik emas JFXGOLD X yang sejalan dengan pergerakan harga emas dunia terus memperbarui rekornya ini kembali menyita perhatian publik. Belum lagi dengan capaiannya yang berhasil naik sebanyak Rp. 200.000 dalam waktu hanya 5 bulan saja. Pergerakan harga fisik emas JFXGOLD X yang terus mengalami kenaikan beriringan dengan ekspektasi pemotongan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) pada bulan September 2024 mendatang.
Pada hari ini (23/8/2024) harga fisik emas JFXGOLD X mengalami penurunan pada perdagangannya tadi pagi. Meskipun mengalami penurunan ke posisi US$ 2.502,78 per troy ounce atau Rp. 1,256,525 per gram, tetapi harga fisik emas JFXGOLD X masih tergolong berada di posisi atas karena masih bertahan pada US$ 2.500 per troy ounce. Dilansir dari CNBC Indonesia, turunnya harga emas dunia yang sejalan dengan turunnya harga fisik emas JFXGOLD X pada hari ini diperkirakan terjadi karena pelaku pasar yang saat ini sedang menunggu pidato Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Jerome Powell dalam acara Jackson Hole Symposium. Saat ini para investor juga sedang menunggu kode selanjutnya dari Powell seputar arah kebijakan moneter. Pasar sudah memasukan penurunan suku bunga acuan bulan depan dalam perhitungan mereka.
Adanya pandangan perihal pemangkasan suku bunga The Fed, Bart Melek Kepala Strategi Komoditas TD Securities menjelaskan kepada Fortune bahwa investor emas “cenderung berpikir bahwa The Fed akan mengambil sikap yang lebih agresif terhadap pelonggaran moneter”. Menurutnya ada kemungkinan harga emas dunia akan terus naik hingga mencapai posisi tertinggi yakni US$ 2.700 per troy ounce dalam beberapa kuartal mendatang. Bart Melek – Kepala Strategi Komoditas TD Securities, dilansir dari CNBC Indonesia.
Tidak hanya Bart Melek, melansir dari investing.com para analis lainnya memperkirakan adanya pembalikan arah dengan ETF emas yang diperkirakan akan menyumbankan permintaan bersih sebesar 275 ton pada tahun 2025, dibandingkan dengan penjualan bersih sebesar 250 ton pada tahun 2023. Adanya prakiraan ini dapat memberikan perubahan yang menunjukan pergeseran substansial dalam dinamika pasar emas. Tidak menutup kemungkinan dengan adanya minat baru terhadap ETF emas ini dapat memberikan dorongan terhadap harga emas dunia yang kemungkinan dapat mencapai posisi tertinggi yakni US$ 3.000 per troy ounce pada pertengahan tahun 2025 nanti. Loncatan harga fisik emas ini didukung oleh beberapa faktor diantaranya adalah potensi penurunan suku bunga oleh The Fed, peningkatan risiko resesi AS, dan volatilitas pasar yang meningkat.