Kepada Pemilik Emas Silahkan Senyum Lagi, Harganya Terbang

Jakarta, CNBC Indonesia– Harga emas pelan-pelan naik sejalan dengan kembali memanasnya perang Israel vs Hamas. Harga emas di pasar spot pada perdagangan Rabu (25/10/2023), ditutup di posisi US$ 1.979,62 per troy ons. Harganya menguat 0,48%.

Penguat ini memutus tren negatif emas yang anjlok pada dua hari sebelumnya.
Harga emas masih menguat pada hari ini. Pada perdagangan Kamis (26/10/2023) pukul 06:22 WIB ada di posisi US$ 1.983,09, harga emas menguat 0,18%.

Analis dari ActivTrades, Ricardo Evangelista, menjelaskan ketegangan di Timur Tengah membuat permintaan emas sebagai aset aman meningkat.

“Di satu sisi kondisi geopolitik di Timur Tengah meningkat sementara di sisi lain data ekonomi Eropa memburuk. Ini membuat harga emas menguat,” tutur Evangelista, dikutip dari Reuters.

Dalam perkembangan terbaru, Israel terus memborbardir Gaza bagian selatan. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel sedang mempersiapkan invasi darat ke Gaza, sementara penembakan Israel menewaskan lebih banyak warga sipil Palestina dan tekanan internasional meningkat untuk memberikan bantuan dan melindungi sandera yang ditahan oleh Hamas.

Netanyahu mengatakan keputusan mengenai kapan pasukan akan masuk ke Gaza akan diambil oleh kabinet perang khusus pemerintah, namun ia menolak memberikan rincian mengenai waktu atau informasi lain mengenai operasi tersebut.

Namun, Evangelista, mengingatkan data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang membaik membuat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) masih akan hawkish.

“Suku bunga mungkin masih akan berada di level tinggi dalam jangka panjang dan bahkan mungkin ada kenaikan suku bunga lagi tahun ini. Kondisi ini bisa membuat emas melemah,” imbuhnya.

Aktivitas bisnis di AS meningkat pada Oktober 2023. Data S&P Global Manufacturing PMI Flash menunjukkan aktivitas bisnis AS meningkat ke level ekspansif yakni 50, dari 49,8 pada September.
S&P Global Service PMI Flash juga menunjukkan penguatan menjadi 50,9 pada Oktober, dari 50,1 pada September.

Sebaliknya, HCOB Manufacturing PMI Flash pada Oktober 2023 melandai sedikit ke 43 dari 43,4 pada September. HCOB Composite PMI Flash pada Oktober 2023 melandai menjadi 46,5 pada Oktober, dari 47,2 pada September 2023.

Kondisi di Eropa menunjukkan jika ekonomi Benua Biru belum juga membaik sehingga ekspektasi bank sentral Eropa akan menurunkan hawkishnya menguat. Hal ini ikut mendorong harga emas.

Analis dari City Index, Matt Simpson, mengungkapkan konflik di Timur Tengah akan menjadi kunci pergerakan emas ke depan.

“Konflik di Timur Tengah sepertinya tidak akan memanas dalam waktu dekat dan segera. Jika kondisi demikian maka emas akan kesulitan menguat ke level US$ 2.000 dan bahkan bisa turun ke US$ 1.950,” ujarnya.

Selain perang, kenaikan harga emas juga didukung China. Penjualan emas pada Januari-September 2023 naik 7,32%.

Leave a Comment