Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global turun US$ 9,85 ke US$ 1.996,18 per troy ons pada perdagangan awal pekan kemarin. Aksi profit taking menjadi pemicu penurunan, di tengah penantian pelaku pasar atas kebijakan suku bunga The fed terbaru minggu ini.
Tim analis Monex Investindo Futures menjelaskan aksi profit taking semakin terlihat sebab indeks dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan tajam kemarin. Emas dan dolar AS memiliki korelasi negatif, artinya ketika dolar AS turun harga emas cenderung naik.
Penurunan emas begitu juga dengan dolar AS menjadi indikasi adanya profit taking. Posisi emas yang tinggi serta kenaikan tajam tentunya membuat pelaku pasar mencairkan cuan dengan menjual posisi beli. Apalagi, di pekan ini ada pengumuman suku bunga bank sentral AS (The Fed) dan rilis data non-farm payrolls (NFP).
“Sebelum pengumuman tersebut, aksi profit taking masih akan membayangi harga emas termasuk pada perdagangan sesi Asia Selasa hari ini. Selain itu, rilis data dari China serta pengumuman kebijakan moneter bank sentral Jepang juga akan mempengaruhi pergerakan,” Papar Monex dalam riset harian, Selasa (31/10/2023).
Sebagai informasi, harga emas di pasar spot mencapai US$2,009.29 per ounce pada perdagangan hari Jumat (27/10) melampaui level US$2,000 untuk pertama kalinya sejak pertengahan Mei, karena investor berbondong-bondong mencari emas batangan yang aman.
Pasukan dan tank Israel menyerang kota utama Gaza di utara dari timur dan barat.
Emas sedang berkonsolidasi dan membangun basis untuk kenaikan lebih lanjut, tergantung pada geopolitik, kata analis StoneX Rhona O’Connell dalam sebuah catatan.
Pedagang juga mencermati keputusan kebijakan bank sentral AS yang akan dirilis pada hari Rabu. Meskipun The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya tidak berubah, fokusnya akan tertuju pada komentar Ketua Jerome Powell.
“Jika The Fed terdengar hawkish, maka kita akan melihat sedikit reaksi negatif dari emas,” kata Wyckoff.
Meskipun emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi, suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil. Harga perak di pasar spot naik 0,9% pada US$23,34.
“Permintaan tenaga surya perak dapat terhambat oleh resesi di UE,” tulis analis Heraeus dalam sebuah catatan.
“Harga perak biasanya mengikuti arah emas dalam resesi, meskipun para pedagang biasanya lebih memilih emas ketika menyeimbangkan emas yang merupakan aset safe-haven dan lebih banyak perak industri pada periode pertumbuhan yang lebih rendah. Akibatnya, harga perak diperkirakan akan berkinerja lebih buruk dari emas.
” Platinum melonjak 3,1% menjadi US$931,96 dan paladium naik 0,3% menjadi US$1,125.65.