MetalNews – Pergerakan harga emas dunia terus menyita perhatian publik. Setelah kemarin mengalami penurunan pada pembukaan perdagangannya hari ini Rabu (12/6/2024) fisik emas JFXGOLD X mengalami kenaikan sebanyak 0,49% per troy ounce atau sebanyak Rp. 6.431 per gram dengan berada di posisi US$. 2.328,98 per troy ounce atau Rp. 6.431 per gram. Rebound nya harga emas dunia setelah pelemahan pada pekan lalu masih membuat emas terbayangi persepsi tren suku bunga tinggi yang masih berlanjut, hal ini lah yang menjadikan fisik emas JFXGOLD X yang ditransaksikan menggunakan harga pasar dunia masih bertahan di zona Bearish.
Tinggi nya posisi dolar membuat nilai fisik emas semakin sulit untuk dijangkau, terlebih bagi pembeli yang bertransaksi dengan mata uang lain terutama dari emerging market termasuk Indonesia. Naik nya dolar sejalan dengan pelaku pasar yang sedang menanti data inflasi AS dan keputusan bank sentral atau The Federal Reserve (The Fed) terkait kebijakan moneternya. Melansir dari bloombergtechnoz.com pada rapat kali ini The Fed tidak hanya menentukan suku bunga acuan, tetapi komite pengambil kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) juga akan merilis proyeksi ekonomi terbaru, baik itu inflasi, pertumbuhan ekonomi, angka peraturan, hingga arah suku bunga acuan yang dicerminkan dengan dot plot. “Kalau dot plot terbaru menjadi sangat tidak dovish, maka anda akan melihat aksi jual massal (Sell-off) terhadap emas” tegas Kelvin Wong, Analisis Senior OANDA, dikutip dari Bloomberg News.
Melalui rapat FOMC akan dihasilkan keputusan berupa fed rate naik, turun atau tetap. Misalnya pada rapat FOMC sebelumnya, suku bunga acuan level yang disepakati oleh para pemangku kebijakan adalah 5,25-5,50% dimana level ini merupakan fed tetap sejak bulan Juli 2023. Hasil keputusan FOMC atau fed rate sangat berpengaruh terhadap perekonomian dunia, termasuk untuk pergerakan harga fisik emas JFXGOLD X. Oleh karena itu, saat ini para pelaku pasar sedang harap-harap cemas dalam menantikan hasil dari risalah rapat pembahasan kebijakan ekonomi yang keputusannya akan diumumkan besok Kamis (13/6/2024) dini hari 01.00 waktu Indonesia.
Selain The Fed tekanan bagi harga emas kemungkinan akan datang dari bank sentral China (People’s Bank of China/PBoC) yang akan menahan suku bunga tinggi lebih lama. Seperti yang diketahui PBoC tidak lagi membeli emas pada bulan Mei lalu. Namun seperti dikutip dari Data World Gold Council dalam CNBC Indonesia, dikatakan bahwa bank sentral China telah menjadi salah satu bank sentral yang paling agresif dengan terus membeli emas sejak November 2022 atau selama 18 bulan beruntun dengan total pembelian mencapai 316 ton, cadangan emas China kini berada di angka 2.264,3 ton. Aksi PBoC dalam membeli emas ini adalah penopang kenaikan harga emas yang berhasil membawa emas berkali-kali memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa pada tahun ini. Dengan berhentinya PBoC membeli emas membuat pasar memberikan reaksi negatif, sehingga emas mendapat pukulan ganda.